SAP SE hari ini (2/1/2018) mengumumkan tambahan kapabilitas perencanaan untuk SAP Integrated Business Planning, solusi berbasis cloud bagi perencanaan penjualan dan operasional, prediksi dan peramalan permintaan, optimisasi inventaris dan supply barang, serta manajemen respons.
Kemampuan-kemampuan ini membantu pelanggan untuk meningkatkan pematangan perencanaan awal dengan memperpanjang perencanaan supply chain hingga ke dunia luar perusahaan.
“Ekspektasi pelanggan akan solusi perencanaan supply chain berubah sangat cepat, dan perusahaan semakin membutuhkan perencaaan kolaboratif yang luas yang mencakup pihak-pihak di luar persahaan itu sendiri,” kata Hans Thalbauer, Senior Vice President untuk Digital Chain and IoT, SAP dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Solusi perencanaan yang terintegrasi, sambung dia, juga menggunakan jaringan pemasok yang kolaboratif dari SAP untuk memungkinkan pelanggan bergabung dan berkolaborasi secara langsung dengan pemasok mereka.
“Kami menyadari bahwa kami membutuhkan platform yang dapat terukur, fleksibel, dan adaptif dengan ambisi masa depan kami. Kami mengawasi investasi senilai 300 juta dolar pada perbaikan modal kerja dengan peningkatan sebesar 5%. Tingkat pelayanan kami semakin meningkat dan inventaris kami menurun untuk mendukung permintaan yang sama dari pelanggan akhir kami,” kata Robert Meshew, Chief Technology Officer, Microsoft Supply Chain.
Diakui sebagai pemimpin dalam bidang perencanaan rantai pasokan oleh lembaga peneliti independen IDC and Gartner, SAP Integrated Business Planning melayani banyak perusahaan dari berbagai industri. Bertujuan untuk membantu perusahaan mendapatkan manfaat dari pengurangan inventaris dan peningkatan pelayanan pelanggan, kapabilitas baru ini di antaranya.
Kolaborasi pihak pemasok dengan prediksi dan integrasi pesan dengan SAP Ariba Supply Chain Collaboration for Buyers Solution menyediakan visibilitas ramalan bagi pemasok dan pemasok berkomitmen kembali pada perencanaan. Juga tersedia visibilitas pada inventaris pemasok.
Kemudian, visibilitas pada umur penyimpanan tersisa/kadaluwarsa inventaris pada pusat distribusi yang berhadapan langsung dengan pelanggan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk melakukan perencanaan secara tepat.
Selanjutnya, visibilitas pada faktor-faktor yang berpengaruh pada pengiriman gagal, target inventaris yang meleset, dan penyesuaian nilai untuk optimisasi supply barang memberikan tingkat ketepatan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan korektif dan preventis untuk sekarang dan masa depan.
Begitu juga peningkatan pada prediksi permintaan membebaskan pelanggan untuk membuat prediksi permintaan jangka pendek yang lebih baik dengan meningkatkan data point-of-sale agar dapat bereaksi lebih baik terhadap pembelian konsumen.
Pelanggan kini dapat memetakan penghentian produk menggunakan kurva fase keluar semasa prediksi statistik sehingga mengurangi pengulangan peningkatan permintaan untuk produk yang ada di masa akhir hidup.
Kemampuan untuk menggambarkan beberapa tingkat waktu di saat yang sama memampukan pelanggan untuk melihat volume dan saldo mingguan, bulanan, dan triwulanan secara bersamaan, mengurangi persyaratan navigasi, dan menyediakan informasi yang lebih baik dan lebih mudah dikonsumsi.