Ryzen 5, Kebangkitan Nyata AMD Demi Susul dan Salip Intel

CjXa4tTDVk

Hadirnya prosesor Ryzen merupakan sebuah deklarasi yang jelas dari AMD dalam kembali bertarung di pasar prosesor.

Pasar tersebut dikuasai oleh Intel dalam beberapa tahun terakhir, setelah AMD seperti tertidur karena tidak menghadirkan inovasi yang berarti, baik dari prosesor maupun socket motherboard. Mereka fokus melengkapi varian APU, yang dianggap lebih bisa merangkul kelas konsumen yang lebih luas.

Masalahnya, banyak penggemar setia AMD yang sudah merasakan kehebatan seri FX, dan mereka tidak akan melepas prosesor tersebut demi beralih mengadopsi APU yang performanya lebih rendah. Di sisi lain, prosesor APU pada saat itu bisa mencuri perhatian pengguna notebook. 

“Hilang dari dunia persilatan” selama empat tahun bukan berarti AMD tidak melakukan apa-apa. Mereka berhasil melahirkan Ryzen, prosesor baru yang mengadopsi arsitektur Zen. Inovasi yang menarik, dalam acara AMD Technology Summit 2017 di Beijing, Kamis (16/3/2017), CEO AMD Lisa Su menyebut bahwa Zen bermula dari impian para teknisi dalam menciptakan sebuah prosesor dengan harga dan performa yang tepat.

Ryzen yang dijadwalkan hadir dalam tiga kelas sampai akhir tahun ini, pantas menjadi momok menakutkan bagi Intel. Selain menyematkan beragam teknologi baru yang sanggup mengoptimalkan setiap core baik ketika beroperasi sendiri maupun bersamaan, pembaruan signifikan dari arsitektur dan socket motherboard memang membuat AMD berada di atas angin, terutama di mata para enthusiast.

Salah satu pembuktiannya ada Ryzen 7 1800X yang sudah kami uji, dan hasilnya bisa dilihat pada artikel ini. Di sisi lain, para konsumen yang terdiri dari gamer kelas berat merasa bahwa performa Ryzen untuk gaming masih lebih rendah dari Kaby Lake. Perbedaannya mungkin memang ada, tetapi pada kenyataannya, tidak akan terasa ketika mereka menggunakannya untuk bermain game sehari-hari.

Membahas Ryzen 5 yang muncul di pasar menengah, AMD memproyeksikan prosesor ini sebagai “pengganggu”. Dengan harga yang bisa mencapai 50 persen lebih murah dari kompetitor utamanya, berkaca dari Ryzen 7, AMD bisa menawarkan prosesor dengan performa yang membuat konsumen tergiur. Namun, sebagian dari Anda mungkin akan bertanya, dengan pilihan empat macam Ryzen 5 yang selisih harganya tidak terlalu jauh, apakah AMD tidak berlebihan dalam menekankan harga sebagai senjata utama mereka menghadang Intel Kaby Lake.

Selain itu, kehadiran Ryzen juga memberikan kepada para produsen motherboard untuk ikut bermain lagi di platform AMD. Socket AM4 memang menawarkan segudang peningkatan jika diadu dengan FM2+. Penamaan chipset yang mirip Intel juga membuktikan bahwa AMD sudah siap menyediakan ekosistem jangka panjang untuk Ryzen. Semakin menarik, kedua perusahaan secara serius mengembangkan chipset ekonomis yang menggunakan abjad B, yaitu Intel B350 dan AMD B360. Meskipun fiturnya terbatas dan performanya minim, keduanya ingin menunjukkan kepada konsumen bahwa chipset ini layak menjadi alternatif seri high-end.

Langkah AMD lewat Ryzen 5 pastinya akan membuat Intel memikirkan ulang strategi mereka di tahun ini. Walaupun sudah merevisi strategi Tick Tock, mereka cenderung perlahan tapi pasti dalam menghadirkan prosesor baru, yang peningkatan performanya tidak mencapai 20 persen. Intel Cannonlake bisa jadi jawaban dan rilis lebih cepat, tetapi belum terlihat seperti apakah peningkatan yang ditawarkan, apakah optimalisasi yang lebih baik atau sekadar meningkatkan kecepatan core.

Ditambah lagi, AMD belum selesai merilis varian Ryzen, yang masih bakal bertambah sampai paruh kedua tahun ini. Bagaimanapun strateginya, persaingan keduanya di tahun ini layak kita perhatikan!