SAP dan ASEAN Foundation Lanjutkan Kemitraan Digital

Sukses kolaborasi sebelumnya di 2017, SAP dan Asean Foundation melanjutkan kemitraan strategis kedua pikan ke tahun 2018. Maka itu Memorandum of Understanding (MoU) antara ASEAN Foundation dan SAP ditandatangani (29/11/2017) kedua organisasi untuk bersama-sama menciptakan inisiatif di bawah dua pilar strategis tahun depan, yaitu Pendidikan dan Kewirausahaan.
Perkembangan ekonomi digital yang makin pesat saat ini, tentu membutuhkan kapasitas kemampuan dan ketrampilan yang lebih para pemuda ASEAN. Untuk itulah SAP memandang penting mendukung capacity building dengan menggandeng ASEAN Foundation.

MoU tersebut pertama kali ditandatangani pada tanggal 9 Mei 2017 di markas ASEAN Foundation di Jakarta, Indonesia. Sejak saat itu, kedua belah pihak telah melaksanakan semua program di bawah tiga pilar.

Claus Andresen, Presiden dan Managing Director SAP Asia Tenggara, mengatakan, tahun 2017 telah menjadi tahun istimewa bagi masyarakat ASEAN, organisasi ini memasuki usia ke-50 dan ASEAN Foundation merayakan ulang tahun ke-20. “Masyarakat telah menempuh perjalanan panjang dan melalui kemitraan ini, SAP dengan bangga telah menjadi bagian dari perjalanan ini untuk membantu ASEAN menulis bab berikutnya menuju masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.

Claus memandang membantu dunia berjalan lebih baik dan memperbaiki kehidupan masyarakat adalah inti dari semua hal yang dilakukan di SAP dan pihaknya senang dengan hasil kemitraan di tahun pertama. “Saya yakin bahwa pembaharuan kemitraan ini akan membantu menumbuhkan program CSR kami yang ambisius untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar lagi di seluruh ASEAN,” ujarnya.
Tahun perdana kemitraan ini menghasilkan hasil positif, di antaranya kompetisi ASEAN Data Science Explorer mengumpulkan 804 peserta dari 112 institusi di 10 negara anggota Asean. Menjelang kompetisi, para siswa dilatih dalam perangkat lunak SAP Analytics Cloud melalui serangkaian seminar web dan seminar dalam negeri, dengan lebih dari 600 siswa mengakses platform.

Kompetisi tersebut mengumpulkan wawasan dan gagasan berbasis data untuk isu sosial yang paling mendesak di wilayah ini. Beberapa sorotan termasuk pengajuan oleh Tim “Omotesando” dari Indonesia yang bertujuan untuk mempercepat penyertaan keuangan sebagai solusi untuk pemberantasan kemiskinan melalui perbankan tanpa cabang, dan penyerahan Tim “Tonkar Data” dari Laos yang mengusulkan penerapan pertanian cerdas dan vertikal di ASEAN untuk meningkatkan produktivitas di bidang pertanian.

Lalu kegiatan tantangan Inovasi Kesukarelawanan Kaum Muda (YVIC), dengan tema “Dampak ASEAN”, mendukung relawan muda di seluruh wilayah Asean dalam perjalanan mereka untuk mengkatalisis inovasi yang dipimpin pemuda untuk dampak sosial dan pembangunan berkelanjutan dengan memberikan akses kepada mentor dan modal yang mereka butuhkan untuk memulai atau meningkatkan proyek mereka.

Kemudian ada 29 inovator sukarelawan muda dari sepuluh tim di seluruh Asean berpartisipasi dalam YVIC 2017 sebagai bagian dari usaha kolaborasi oleh United Nations Volunteers (UNV), United Nations Development Programme (UNDP), Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization / ILO), Asean Foundation, Sekretariat Asean, SAP dan dengan dukungan penuh dari Pemerintah Jerman.

Serta upaya pengenbangan kewirastasgaan, dengan kemitraan tersebut, SAP mendukung 9 dari 50 perusahaan sosial Asean Terbaik melalui dua program yaitu SAP Social Sabbatical dan NUS Crossing the Chasm Challenge. Karyawan SAP memberikan bimbingan dan konsultasi untuk membantu perusahaan berjalan lebih baik.

Elaine Tan, Direktur Eksekutif menuturkan , pihaknya dengan kemitraan sinergis ini, sumber daya dari kedua organisasi dapat dimanfaatkan untuk menginspirasi para pemuda ASEAN, sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam upaya mendorong masa depan yang berkelanjutan.

Dengan digitalisasi menjadi kekuatan penting dalam ekonomi ASEAN saat ini, baik sektor publik maupun swasta perlu bekerja sama untuk memberikan keterampilan digital kepada kaum muda.