Review Lengkap Mouse Logitech MX Master 2S

Tak mudah mencari mouse yang nyaman di genggaman. Secara jari-jari saya panjang. Saya juga butuh mouse yang berdaya tahan tinggi karena mouse berada di garda terdepan dalam pekerjaan editing foto dan video.

Hal ini saya alami beberapa tahun yang lalu. Ukuran mouse umumnya standar dan mungkin bagi kebanyakan orang ukuran itu sudah enak dipakai. Sedangkan untuk ukuran besar masuk kategori mouse gaming. Saya tidak mampu membelinya karena mahal, sedangkan yang murah merknya tidak terkenal dan/ atau masih pakai kabel.

Dalam periode pencarian itu, saya memakai mouse beberapa kali dari 3 merk yang berbeda. Hahaha..serius juga kan usaha saya mencari mouse yang nyaman. Akhirnya hampir 2 tahun ini saya memakai Mouse Logitech M590 Silent Wireless Mouse.

Si merah ini tidak terlalu besar, tetapi sudah cukup nyaman dengan “sandaran” ibu jari. Lebih dari itu, kinerja mouse ini sangat bagus yang dilihat dari tombol klik yang tidak kendor sedikitpun walau diajak kerja editing foto dan video. Tak sampai di situ, walau diajak kerja ngeklik berkali-kali tetapi gak buat bising. Namanya aja udah “device silent,” karena Logitech mengklaim udah meredam noise klik hingga 90%.

Besar itu Indah

Belum habis kemesraan saya dengan M590, saya mendapat kiriman mouse Logitech untuk saya review. Waktu liat kardusnya saya udah terkesima. Pas dibuka, ternyata menggoda. Pas dipegang, muantapppp. Ini yang saya butuhkan, Logitech MX Master 2S.

Pertanyaannya, walau udah lahir beberapa tahun lalu kenapa mouse bongsor ini lepas dari radar saya waktu nyari-nyari mouse. Waktu tahu harganya Rp1 juta lebih, ya pantesan aja di luar radar, hahaha…

Di dalam dus terdapat mouse, unifying receiver, kabel USB mikro untuk pengisian ulang, dan dokumentasi pengguna. Saya menerimanya dalam keadaan rapi dengan tersegel, baik dus maupun unitnya. Padahal kalau dilihat di bawah mouse, terlihat unit ini udah pernah dipakai. Cara yang mengesankan untuk para reviewer yang menerima unit dari Logitech ini.

Menurut saya, dari sisi desain mouse premium ini mengikuti bentuk tangan atau ergonomis. Mouse yang seperti ini penting supaya tangan dan jemari tidak tegang dalam bekerja. Apalagi kerja editing yang banyak melakukan pekerjaan statis di bagian tangan dan jemari. 

Mungkin sebagian orang Indonesia, ukuran MX Master 2S terlalu besar. Tetapi dengan adanya thumb rest saya rasa ini menambah poin kenyamanan dalam memposisikan jemari dan menahan beban tangan. Apalagi materi thumb rest ini dari karet sehingga memberikan interaksi yang baik dengan kulit. Sedangkan materi untuk bagian klik dan scroll tampaknya dilapisi bahan matte/ satin sehingga terhindar dari dari nuansa lengket atau licin.

Terkait dengan dimensi, MX Master 2S memiliki tinggi x lebar x tebal: 126,0 mm x 85,7 mm x 48,4 mm dengan berat 145 gr. Sedangkan unifying receivernya berdimensi tinggi x lebar x tebal: 18,4 mm x 14,4 mm x 6,6 mm seberat 2 gr. Ohya untuk info aja, satu receiver dari Logitech ini mampu menghubungkan maksimal 6 perangkat sekaligus. Bisa mouse juga bisa keyboard. Jadi lupakan kerepotan pemakaian beberapa receiver USB.

Beberapa Vitur yang Mencengangkan

Mouse MX Master 2S memang diciptakan oleh mereka yang punya jam terbang tinggi beraktifitas bersama laptop. Sehingga harus mengerjakan sesuatu minimal menggunakan 2 laptop sekaligus. Nah, kalau ada yang seperti ini, MX Master 2S adalah partner kerja yang cucok meong.

Mereka akan dipermudah dengan teknologi Logitech Flow yang tersemat dalam MX Master 2S. Hanya dengan mouse ini kita bisa menghubungkan kedua laptop, kita bisa berpindah layar dari satu laptop ke laptop lain. Bisa dari PC ke laptop windows, atau ke Mac. Proses copy – paste pun bisa dilakukan antarlaptop, bahkan bisa memindahkan folder hanya dengan satu gerakan tangan saja.

Di sinilah letak kepremiuman mouse ini. Saya sudah mencobanya dan berhasil. Untuk memaksimalkan kinerjanya kita harus mendownload Logitech Option. Logitech Options adalah aplikasi untuk meningkatkan kemampuan mouse, keyboard, dan touchpad Logitech kita.

Bagi saya, fitur unggulan ini bukan hal baru karena sudah tersemat di M590 saya. Namun sampai saat ini belum pernah menggunakannya untuk mendukung pekerjaan. Karena aktifitas saya masih berkutat di satu laptop saja.

Namun demikian, keunggulan lain mouse ini bisa saya rasakan dalam mendukung kerja. Sebut saja, MX Master 2S punya sensor presisi 4000 DPI. Artinya, ia dapat menjelajah di semua medan termasuk kaca. Kerja editing pun bisa berjalan dengan cepat dan persisi. Saya sudah mencobanya, dan bekerja dengan baik. Saya pun iseng-iseng menggosokkan mouse ke kulit, geli tapi bekerja dengan lancar, hehehe

Hal lain yang mencolok adalah scroll pada middle button yang bisa berputar amat sangat kencang sekali. Karena penasaran saya coba tes kecepatannya, ternyata skor terbaik saya adalah 84,147 pixels per detik. Ajaibnya, putaran scroll baru berhenti pada detik ke-28. Maka tidak mengherankan, jika saat scroll diputar kencang, kulit kita akan terasa “sakit” saat menyentuhnya. Dalam skala yang lebih kecil seperti menyentuh ban sepeda yang sedang berputar kencang.

Proses editing semakin mudah saat MX Master 2S dapat beralih secara otomatis dari mode scroll click-to-click ke mode hyper-scroll. Jika perlu melakukan horizontal scroll maka kita bisa menggunakan ibu jari untuk scroll side-to-side. Kemampuan ini memudahkan kita untuk melihat laman atau konten yang banyak dan panjang.

Salah satu pekerjaan editing adalah banyak melakukan click pada mouse. Apalagi para gamer, tentu fungsi ini sangat penting sehingga perlu ketahanan dan ringan untuk diklik secara cepat. Kembali saya penasaran, maka saya pun melakukan tes. Hasilnya, saya mendapat peringkat sebagai “rabbit” karena mampu membuat click sebanyak 8,2 clicks per seconds. Saya ngetes untuk 10 detik, yang mana saya melakukan 82 click dalam waktu tersebut. Lumayanlah untuk seorang editor, bukan gamer ya hehehe.. Kategori tertinggi adalah cheetah, sedangkan rabbit kedua.

Fitur lain yang melibat tombol adalah shortcut yang berada di samping. Letaknya bersinggungan denga horizontal scroll. Nah ada dua tombol, forward dan back. Fungsinya bisa kita atur dan pilih sendiri melalui penyetingan Logitech Options. Karena saya banyak melakukan aktifitas copy – paste, maka saya setting tombol forward untuk copy dan ketika paste saya tekan tombol back. Satu lagi ada tombol middle button, yang saya setting jika diklik akan keluar kalkulator. Menyenangkan sekali dapat melakukan banyak hal dari satu genggaman. Jika mau pindah ke desktop lain, tinggal tekan area thumb rest yang secara tersembunyi juga berfungsi sebagai tombol wheel mode shift.

Tak berhenti di situ, Logitech tampaknya ingin menunjukkan mengapa produknya ini layak ditebus dengan mahal tinggi. Seperti pada umumnya, mouse ini juga bisa terhubung dengan laptop/ PC menggunakan unifying receiver. Tapiiiii.. sudah dijelaskan di awal, receivernya juga gak kaleng-kaleng kannn..

Tak hanya itu, kita juga bisa menghubungkannya dengan bluetooth, dengan embel-embel low energy technology. Namanya juga produk premium, bluetooth nya itu dimodifikasi dengan Logitech Easy-Switch sehingga mampu pairing hingga tiga perangkat. Letaknya ada di bagian bawah mouse.

Artinya, kita bisa menggunakan 1 mouse ini untuk 3 device berbeda yang telah pairing. Dengan mudahnya saya pakai MX Master 2S di PC kantor, lalu saat di rumah langsung terhubunga dengan laptop saya, dan bahkan bisa dipakai 1 device lagi. Sultan, bukan? Saya sih belum, lagi-lagi kerja di 1 laptop cukup, hehehe

Terkahir yang tak kalah mencengangkannya adalah pengisian dayanya. Di dalamnya telah terpasang baterai Li-Po berdaya 500 mAh. Saya gak berani buka untuk membuktikannya. Ya udah, percaya aja lah ya. Nah, baterai ini hemat energi karena dayanya bisa diisi ulang menggunakan kabel pengisian daya micro USB sepanjang 1,3 meter. Yang membuat mata terbelalak, cukup 3 menit membuat baterai full. Dalam kondisi pemakaian normal, baterainya mampu bertahan hingga lebih dari 70 hari.

Orang bijak sering berujar, ada harga ada barang. Harga MX Master 2S memang menawarkan mouse canggih yang dirancang untuk membantu pekerjaan mereka yang multitasking, membutuhkan kecepatan, dan kenyamanan tangan serta jemari dari sebuah mouse bongsor.

Sumber: ONEtimes.id