AMD EPYC: Hadirkan Efisiensi Daya Mengagumkan

EPYC

Prosesor EPYC diklaim AMD sebagai prosesor server terbaik di kelasnya. EPYC sendiri merupakan debut arsitektur ‘Zen’ pada kelas server dan datacenter modern, melanjutkan kesuksesan Ryzen pada kelas desktop. Secara umum, rancangan prosesor EPYC difokuskan pada jumlah core melimpah per soket-nya (hingga 32-Core/64-Thread), dan juga opsi interkoneksi dan I/O yang massive (8-Channel DDR4 – 2 DIMM Per Channel + 128 Lane PCIe). Namun prosesor server tidak akan lengkap tanpa solusi manajemen daya yang efisien untuk menghasilkan performance per watt yang optimal.
Berikut ini beberapa strategi yang ditawarkan AMD untuk menjaga efisiensi daya pada prosesor EPYC-nya.

Sensor Pintar untuk Manajemen Daya
AMD mengimplementasikan ribuan sensor pada prosesor mereka yang akan melakukan polling sebanyak 1000 kali per detik, yang bertujuan untuk mengontrol berbagai parameter pada prosesor. (Sensor serupa diimplementasikan pada prosesor desktop Ryzen mereka)

Sensor yang me-monitor voltage, daya, arus, kondisi load, serta temperatur ini nantinya akan menentukan seberapa kencang frekuensi prosesor EPYC. Pada load ringan yang melibatkan hanya sedikit core dan jika suhu-nya mengijinkan, frekuensi prosesor ditingkatkan (Precision Boost).
Sebagai contoh, pada AMD EPYC 7601, prosesor tersebut hanya memiliki base speed sebesar 2.2Ghz, namun jika keadaan-nya memungkinkan dan load core-nya ringan, kecepatannya bisa meningkat secara otomatis hingga 2.7– 3.2Ghz.

Dua Mode: Fokus ke Konsumsi Daya, atau Fokus ke Performa
Sebuah hal baru yang ditawarkan EPYC yang belum ada pada Ryzen desktop adalah sebuah pilihan untuk menentukan ‘prioritas’ operasi. Variasi kualitas silikon saat fabrikasi serta keadaan prosesor (suhu, daya) tersebut ketika dioperasikan berpotensi menghasilkan performa dan juga konsumsi daya yang berbeda-beda.
EPYC memiliki 2 (dua) mode pilihan untuk memfokuskan pengoperasiannya untuk memprioritaskan performa (Performance-Determinism: Fokus pada performa, Konsumsi Daya bisa berubah-ubah), atau memprioritaskan konsumsi daya tetap (Power-Determinism: Fokus pada konsumsi daya tetap, performa bisa berubah-ubah).

TDP yang bisa dikonfigurasi (Configurable TDP)
Hal menarik berikutnya pada EPYC adalah fleksibilitas pengaturan tingkat TDP/Power Limit pada prosesornya (metode serupa pernah ditemui pada APU Kaveri dan penerusnya). AMD EPYC mengizinkan TDP (thermal design power) pada prosesor-nya untuk diubah, seperti misalnya AMD EPYC yang memiliki TDP 180W bisa dikonfigurasi untuk memiliki TDP lebih rendah seperti 165W.
Tentu, mengkonfigurasi TDP ke level yang lebih rendah ini akan menghasilkan penurunan performa, namun adakalanya penurunan performa ini bisa menghasilkan efisiensi daya yang lebih baik pada load tertentu.

Fine-Tuning: Regulasi Voltage Per-Core
Setiap core prosesor tentunya memiliki variasi kualitas silikon, yang membuat ada core yang membutuhkan voltage tinggi untuk beroperasi, dan ada yang membutuhkan voltase rendah. Untuk memastikan semua core bisa berfungsi dengan normal, biasanya pembuat prosesor akan memberikan rating voltase yang disesuaikan dengan voltase tertinggi yang dibutuhkan core ‘terlemah’.
Sayangnya, pada prosesor dengan jumlah core banyak seperti EPYC, menjalankan semua core pada voltase tinggi ini akan menghasilkan pemborosan daya. Untuk itu, AMD memberikan per-core linear regulator yang nantinya mengizinkan core yang tidak memerlukan voltage tinggi untuk menurunkan voltase operasi-nya sesuai dengan karakteristik prosesor tersebut.

Hasil: Efisiensi Daya Tinggi
Berkat implementasi manajemen daya canggih, konsumsi daya prosesor EPYC bisa ditekan, dan menghasilkan performance-per-watt  yang mengagumkan. AMD EPYC 7601 diklaim bisa memberikan efisiensi daya sekitar 1.54x hingga 1.76x lebih tinggi dibanding pesaingnya, Intel E5-2699v4.