Padang, 11 Januari 2012 – Salah satu pelopor ophtalmology (mengobati penyakit-penyakit pada mata, dengan mengikutsertakan psikologis dan anatomi) di dunia, Dr Sanduk Ruit akan memimpin misi medis selama 5 hari untuk memulihkan penglihatan lebih dari 600 masyarakat Indonesia di Padang.
Operasi massal akan dilakukan di Rumah Sakit Militer Padang dan akan dilakukan secara gratis bagi masyarakat yang tidak mampu.
Dr Ruit – peraih penghargaan Asian of the Year 2007 – telah memulihkan penglihatan banyak orang lebih dari siapapun dalam sejarah – 100.000 orang di seluruh dunia. Beliau dikenal di dunia dengan komitmennya menyembuhkan kebutaan terlepas dari seberapapun kemampuan pasien untuk membayarnya. Dr Ruit juga merupakan Direktur Medik untuk Ophtalmology di Institut Tilganga Kathmandu Nepal – salah satu pelopor pusat pelayanan dan pelatihan kesehatan mata di dunia.
Ini merupakan misi medis ketiga Dr Ruit di Indonesia, setelah sebelumnya melakukan hal serupa di tahun 2011. Dalam misi-misi sebelumnya , Dr Ruit telah mengoperasi 1.600 masyarakat di Indonesia.
Kali ini, usia pasien akan berkisar dari 3 tahun hingga 80 tahun dan berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, diantaranya para petani, nelayan, supir truk, penjahit, penyadap karet, pengendara becak, buruh bangunan, penjual sate, siswa, dan guru . Mereka semua menderita berbagai tingkat kebutaan katarak yang dapat disembuhkan, tetapi tidak satupun dari mereka memiliki kemampuan untuk membayar biaya operasi dengan menggunakan uang pribadi.
Kemampuan untuk mengoperasi 600 pasien dalam jangka waktu yang pendek dapat dilakukan dengan tehnik terobosan terbaru yakni ‘operasi katarak sayatan kecil’, yang dipelopori Dr Ruit. Tehnik operasi tersebut memungkinkan katarak dapat dihilangkan hanya dengan dua sayatan kecil tanpa perlu dijahit. Dr Ruit telah mengajarkan metode operasi katarak sayatan kecil ini kepada para dokter di Asia, Afrika, dan Amerika.
Tercatat 48% kebutaan di seluruh dunia diakibatkan karena katarak, sebagian besar merupakan akibat dari kemiskinan dan kurangnya perawatan terhadap mata. “Kebutaan akibat katarak dapat disembuhkan, akan tetapi pasien ini tidak memiliki akses untuk melakukan operasi atau tidak memiliki biaya yang memadai untuk memperoleh penyembuhan, “kata Dr Ruit. ”Indonesia memiliki banyak kebutaan yang dapat disembuhkan hanya dengan lima menit operasi,” lanjutnya.
“Mendapatkan penglihatan Anda kembali merupakan peristiwa yang dapat mengubah hidup seseorang. Untuk sebagian orang itu berarti kemerdekaan, atau kesempatan untuk keluar dari kemiskinan. Bagi yang lain hal ini mungkin merupakan kesempatan pertama kalinya melihat wajah anak-anak mereka, “kata Dr Ruit.
MELATIH DOKTER INDONESIA
Dr. Ruit bekerjasama dengan Militer Indonesia dan pejabat kesehatan lokal untuk untuk membantu melatih 50 dokter di Indonesia melakukan operasi katarak metode sayatan kecil sehingga mereka dapat membantu pasien yang menderita kebutaan di daerah lain di Indonesia.
Pada April 2011, dua ophtalmologis dan dua perawat laki-laki dari Indonesia menghabiskan empat minggu di Institut Ophthalmology Tilganga, mempelajari operasi katarak metode sayatan kecil dan melatih kemampuan mereka disana.
Tiga ophtalmologis lainnya dan enam perawat dari Indonesia telah dijadwalkan untuk dilatih di Institut Tilganga pada bulan Februari 2012.
MISI BERSAMA INDONESIA / SINGAPURA
Misi Dr Ruit untuk Sumatera diorganisir dan didanai oleh badan amal Indonesia dan Singapura yang bernama ‘A New Vision.’
Badan amal tersebut dibentuk ketika pengusaha asal Singapura bernama Tan Ching Khoon memperkenalkan Dr Ruit kepada Ibu Effi Jono yang berasal dari Indonesia. Ibu Jono dan Bpk. Tan, bersama dengan Dr Indra – seorang pekerja sosial terkemuka di Indonesia – mendirikan badan amal guna membantu mendanai pekerjaan Dr Ruit dan membawa timnya membantu masyarakat Indonesia yang menderita kebutaan katarak.
Seperti dijelaskan Dr Indra, “Ada lebih dari 3 juta masyarakat Indonesia yang sekarang ini mengalami kebutaan akibat katarak. Rata-rata, ada 80.000 operasi katarak yang dilakukan di Indonesia dalam satu tahun. Dengan demikian, akan memakan waktu 37,5 tahun untuk mengatasi kebutaan akibat katarak di Indonesia.”
“Sementara kami akan terus melakukan operasi katarak gratis untuk masyarakat tidak mampu di Indonesia, solusi jangka panjang yang kami lakukan adalah untuk melatih dokter lokal untuk melakukan operasi yang berdampak besar dengan biaya rendah untuk menyembuhkan kebutaan,” kata Dr Indra.