Qlue dan WeGO Dorong Implementasi ‘Smart City’ untuk Kelola Urbanisasi

JAKARTA– Qlue, perusahaan penyedia ekosistem smart city terlengkap di Indonesia, berkomitmen untuk terus mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan Internet of Things (IoT). Pengembangan teknologi itu dilakukan untuk mendorong sistem pemerintahan yang transparan dengan pola kerja yang akuntabel.

Founder dan CEO Qlue Rama Raditya mengatakan, saat ini urbanisasi menjadi salah satu isu penting yang harus dikelola oleh pemerintah. Hal itu tak lepas dari fakta bahwa kini terjadi tren urbanisasi yang tinggi karena makin banyak masyarakat yang lebih memilih tinggal di kawasan perkotaan ketimbang pedesaan. Karena itu, implementasi teknologi dalam aspek manajemen perkotaan bisa menjadi opsi yang baik demi menciptakan pembangunan kota yang berkelanjutan.

“Kolaborasi kami dengan pemerintah DKI Jakarta sudah terbukti memberikan dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat karena penyelesaian pengaduan menjadi lebih efektif. Dengan bantuan teknologi, tata kelola pemerintah menjadi lebih baik sehingga tingkat kepercayaan publik turut meningkat. Dan bagi pemerintah di seluruh dunia, kepercayaan dari masyarakatnya merupakan modal yang sangat kuat dalam menjalankan pembangunan kota,” kata Rama melalui siaran pers, Minggu, (29/8).

Qlue merupakan bagian dari World Smart Sustainable Cities Organization (WeGO), asosiasi internasional yang terdiri dari pemerintah kota, korporasi, dan institusi-instusi yang berkomitmen pada implementasi transformasi konsep kota pintar.

Pada 2020, WeGO memberikan penghargaan Silver Award kepada Qlue yang berkolaborasi dengan Pemerintah DKI Jakarta dalam kategori Open and Inclusive City Award. WeGO juga secara aktif terlibat dalam inisiatif global seperti Smart City Expo World Congress (SCEWC) dan ASEAN Smart City Network.

President Qlue Maya Arvini menambahkan, kolaborasi Qlue dengan Pemerintah DKI Jakarta merupakan hasil komitmen pemerintah dalam memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat. Hal itu muncul karena model pemerintahan yang berjalan ketika itu memiliki sistem birokrasi dinilai yang cukup panjang sehingga berdampak pada lambatnya penyelesaian pengaduan yang disampaikan.

Hasilnya, inisiasi Qlue dalam mendorong Jakarta sebagai smart city pada 2014 turut berkontribusi pada pembangunan kota Jakarta yang lebih maju. Qlue mampu menghadirkan teknologi yang mampu membantu pemerintah mendeteksi dan memetakan masalah-masalah di lapangan sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan akurat.

Ditambah komitmen kuat dari pemerintah, kolaborasi itu mampu menekan titik banjir di Jakarta dari 8.000 titik banjir menjadi 450 titik banjir selama tiga tahun implementasinya. Waktu penyelesaian laporan juga lebih cepat dari 13 hari menjadi 2-3 jam saja.

“Itu berdasarkan data secara empiris yang juga terbukti meningkatkan kepercayaan warga Jakarta terhadap kinerja pemerintah dari 47% menjadi menjadi 60%. Artinya, pemerintah bisa membenahi birokrasi yang selama ini dinilai terlalu panjang dan berbelit-belit dengan pemanfaatan teknologi sehingga pengaduan masyarakat bisa lebih cepat ditangani. Konsep tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel seperti tentu saja yang diharapkan oleh masyarakat agar pembangunan di seluruh Indonesia bisa semakin cepat dan merata,” ungkap Maya.

Aplikasi pelaporan dari Qlue sendiri sudah dipakai di lebih dari 30 kota dan kabupaten di Indonesia, seperti Kupang (Nusa Tenggara Timur), Makassar (Sulawesi Selatan), Manado, Tomohon, dan Kabupaten Minahasa (Sulawesi Utara), Kabupaten Trenggalek (Jawa Timur), serta Tarakan (Kalimantan Utara). Selain itu, implementasi solusi smart city Qlue saat ini juga tersebar di lebih dari 50 kota lainnya di Indonesia dan Asia-Pasifik.

Pelaksana Sekretaris Jenderal WeGO Daniel Been menuturkan, saat ini urbanisasi meningkat pesat di hampir seluruh negara di dunia, membawa banyak tantangan bagi pemerintah kota. Penggunaan solusi Information Communication and Technology (ICT) dan smart city adalah kunci menyelesaikan masalah yang diakibatkan dari peningkatan populasi di kota.

“Proyek yang dilakukan dengan kolaborasi antara Qlue dan Administrator Jakarta pada dasarnya membuktikan hal ini, dan merupakan contoh yang bagus mengenai bagaimana teknologi dapat secara efisien menyelesaikan tantangan perkotaan dan mencapai Sustainable Development Goals (SDGs),” tutur Been.

Hal tersebut, lanjut Been, merupakan contoh yang sangat baik tentang bagaimana sektor swasta, pemerintah lokal, dan warga semua dapat bekerja sama untuk meningkatkan lingkungan kota bagi semua orang.

“Melihat keberhasilan solusi Qlue di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia, saya berharap pemerintah daerah belajar darinya dan merekomendasikan penggunaan teknologi pintar mereka untuk menyelesaikan aspek-aspek lain dari berbagai tantangan yang mungkin mereka hadapi juga,” imbuh Been.

Sumber: Emanuel Kure | Investor.id