Seiring meningkatnya penggunaan komputasi awan, platform yang menyertainya pun bermunculan. Salah satunya bernama Kylo yang mengambil basis open source.
Adalah Teradata yang memperkenalkan kehadiran Kylo bagi penggiat komputasi awan. Platform ini dibentuk dari Apache Hadoop, Apache Spark dan Apache NiFi yang cukup dikenal di kalangan open source.
Kylo sendiri merupakan proyek open source atas prakarsa Teradata yang ditawarkan di bawah lisensi Apache 2.0. Kylo disebut sebagai evolusi dari kode yang berasal dari aktivitas lautan data yang dipimpin oleh perusahaan bernama Think Big Analytics, yang berada dalam naungan Teradata.
“Kylo adalah pioner pertama yang menarik dalam hal manajemen lautan data open source, serta mewakili visi Teradata seputar big data, analisis, dan perangkat lunak open source,” kata Erwin Achir, Presiden Direktur Teradata Indonesia, dalam keterangannya.
Seperti banyak solusi berbasis open source lainya, Kylo juga menjanjikan penghematan anggaran bagi perusahaan. Selain itu penggunaan open source juga memberikan fleksibilitas atau keleluasaan bagi perusahaan untuk menentukan sendiri arah pengembangan sesuai kebutuhan dan keinginannya.
“Perangkat lunak open source memiliki daya tarik bagi pengguna yang mencari kebebasan, pembelajaran kooperatif, eksperimen, dan fleksibilitas untuk penerapan sesuai selera masing-masing pengguna,” kata Stepan Korec, Regional Services Director, Asia South Area dan Korea,Think Big Analytics.
“Kontribusi kami mencakup memberikan bantuan terhadap perusahaan lainnya membangun fondasi lautan data yang dapat terus berevolusi bersama bisnis, data teknologi dan tujuan analitik mereka,” pungkasnya.